Peluang Usaha Sayur Kalengan

Diposting oleh Admin on Selasa, 11 Januari 2011


Peluang Usaha Sayur Kalengan. Usaha jualan sayur masak pastilah tidak dapat bertahan lama atau cepat basi. Kalau  mau disimpan paling lama hanya 24 jam, itu pun harus segera dipanaskan untuk menjaga agar masih layak dikonsumsi. Kini ada tehnologi baru dari UPT BPPTK LIPI Yogyakarta , aneka sayur yang berkuah santan dapat bertahan 2 tahun masa simpanan dalam kemasan kaleng tanpa bahan pengawet. Artinya ini ini bisa menjadi peluang usaha atau peluang bisnis untuk bisa di export , dan bisa bersaing di pasar global .
Menurut Ir. Mukhamad Angwar salah seorang peneliti yang terlibat dalam program kreatif ini, pihaknya sudah membuat produk dengan izin edar dari BPOM untuk beberapa jenis masakan seperti : Mangut Lele, Gudeg, Tempe Kari, dan Sayur LOmbok Ijo yang dikemas dalam kaleng dengan merek produk “Gading” . Pemantangan dan penyempurnaan teknologi pengawetan sayur bersantan ini sudah dilakukan dalam laboratorium riset sejak tahun 2005. Proses pengalengan agar sayur awet adalah dengan cara meminimalisir kontak udara dalam proses pengepakan. Hasilnya , makanan ini tidak basi meski tidak dibubuhi bahan pengawet.
Gudeg serta aneka sayur kaleng seperti ini diharapkan dapat mengurangi peredaran makanan berbahan pengawet kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia. Saat ini, UPT BBPK LIPI Yogyakarta mampu memproduksi 100 kaleng gudeg per hari. Proses produksinya didukung 6 orang tenaga kerja . Pemasaran dan distibusinya dilakukan oleh Koliga (Koperasi LIPI Gading) yang beralamatkan di tempat yang sama dengan kantor UPT BPPK LIPI Yogyakarta.
Pemasaran dan Kendalanya
Kendala pemasaran sangat dirasakan dalam memperkenalkan produk ini, karena sampai sekarang belum ada investor yang berminat. Saat ini pemasaran masih sebatas pesanan atau by order dengan minimal pesanan 100 kaleng. Kemasan kaleng 250 gr dijual dengan harga Rp. 7.000,- sanpai dengan Rp. 12.000,- tergantung jenis produknya.
Meski pasar dalam negeri belum antusias merespon produk ini, Koligan sudah go international dalam menjual sayur kaleng ini. Dr. Jonathan Agranoff, seorang dokter sebuah rumah di Inggris , secara rutin memesan Sayur Tempe bumbu Kari kaleng kemasan 250 gr. Ia memberikan tempe terapi kanker. Lantaran terbukti memberikan hasil yang baik, maka pernintaan meningkat dari 2.000 kaleng menjadi 6.000 kaleng / bulan.Setiap kaleng dihargai 3 poundstering atau sekitar Rp. 48.000, jadi bila dihitung , total penjualan setiap bulan yang diterima dari dokter tersebut sebesar Rp 96 juta / bulan.
Di pasar domestic, penjualan sayur kaleng tersebut baru merambah 2 pasar modern di Yogyakarta, yaitu Mirota dan Pemela Swalayan. Sementara di Bandung bekerjasama dengan pusat oleh – oleh Karya Umbi. Diharapkan jaringan kesempatan untuk bekerjasama dengan produsen sayur kaleng ini.
Bagi anda yang tertarik dengan bisnis sayur kaleng ini, anda bisa hubungi :
UPT BPPTK LIPI Yogyakarta , di Desa Gading, Kecamatan Player , Gunungkidul, Yogyakarta

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.